Sanad dan Matan

A. Definisi Sanad
1. Pengertian Sanad
Sanad dari segi bahasa artinya  (sandaran, tempat bersandar, yang menjadi sandaran). Sedangkan menurut istilah ahli hadis, sanad yaitu: (Jalan yang menyampaikan kepada matan hadis) atau jalan yang dapat menghubungkan Matan Hadits kepada Nabi Muhammad SAW. Adapun yang di maksud dengan Sanad Hadits adalah penjelasan tentang jalan rangkaian periwayat (Rawi) yang di sampaikan kepada rawi lain berupa matan hadits atau redaksinya hingga kepada Nabi Muhammad SAW.

2. Beberapa Istilah Tentang Sanad

Ada beberapa istilah yang terkait dengan sanad dalam Ilmu Hadits antara lain :
  • Isnad Adalah tidak berbeda jauh dengan sanad yaitu menjelaskan jalan materi hadits (Matan) dengan meriwayatkan hadits secara musnad.
  • Musnad adalah secara harfiah berarti kata benda yang menunjukkan palaku. Sedangkan secara istillah sebagaimana pernyataan dari Mahmud At-Tahhan “ Orang yang meriwayatkan hadits dengan sanadnya, baik dia tahu tentang sanad atau tidak, maka dia sekedar meriwayatkan.”
  • Musnad adalah sesuatu yang di sandarkan kepada musnid yang bersumber dari musnid sebelumnya dan disebarkan kepada musnid selanjutnya. Dalam hal ini musnadnya adalah hadits yang disandarkan kepada rawi lain.
3. Kritik Sanad
Latar belakang munculnya kritik sanad hadits, adalah karena apabila kitab ini disusun hadits telah mengalami pemalsuan, sementara sanad memiliki kedudukan yang amat penting bagi hadits, sehingga untuk meneliti suatu hadits peran hadits sangat sentral, mengingat berkait dengan manusia sebagai sandaran periwayatan. Akan tetapi masalah lain timbul, persoalan apakah suatu hadits dari dan betul-betul disabdakan oleh Nabi SAW. Tentunya harus ada pembedaaan secara jelas yaitu Apakah mengingkari Muhammad SAW sebagai Rasul Allah atau meragukan apakah hadits itu benar-benar berasal darinya.
Bila mempersoalkan masalah ini, artinya hadits berada dalam lingkaran yang kedua tadi dimaksudkan sebagai sikap kritis terhadap hadits, maka hal itu bukanlah merupakakan sesuatu yang tabu. Sebab sikap seperti itu sama sekali bukan hal yang baru di kalangan para pemikir Islam
Tujuan dari sanad itu sendiri adalah sebagai pengetatan dan sikap hati-hati dalam meriwayatkan hadits, dan dalam perkembangan terhadap sanad ini maka munculah sebuah metode atau sistem al Jarah wa al Ta’dil, yaitu, kritik terhadap rawi-rawi hadits.
Pada masa Nabi SAW, isnad itu masih bersifat sederhana, namun menjelang akhir abad pertama hijri ilmu tentang isnad ini benar-benar telah berkembang.
B. Definisi Matan
1. Pengertian Matan
Matan dari segi bahasa artinya membelah, mengeluarkan, mengikat. Sedangkan menurut istilah ahli hadis, matan yaitu : (perkataan yang disebut pada akhir sanad, yakni sabda Nabi SAW yang disebut sesudah habis disebutkan sanadnya). atau materi berita yang berupa sabda, perbuatan atau taqrir Nabi saw. yang terletak setelah sanad yang terakhir. Secara umum, matan diartikan selain sesuatu pembicaraan yang berasal dari atau tentang Nabi, juga berasal atau tentang Sahabat atau Tabi`in.

2. Perbedaan Kandungan Matan Hadits
Dalam meriwayatkan Matan Hadits dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
  • Ar-Riwayah bil Lafdzi, yaitu menyampaikan kembali kata-kata Nabi dengan redaksi / kalimat yang sama dengan apa yang disabdakan oleh Nabi. Dengan maksud meminimalisir adanya perbedaan antara para Rawi dalam menyampaikan hadits Nabi.
  • Ar-Riwayah bil Ma’na, yaitu menyampaikan matan hadits dengan hanya melihat ma’na-ma’na yang terkandung dalam hadits tersebut. Dikarenakan banyak dan sedikitnya redaksi hadits meskipun ma’na kandungannya sama.
Syarat kebolehan Ar-Riwayt bil Ma’na :
  • Berpengetahuan bahasa arab yang mendalam termasuk mengetahui qoidah-qoidah bahasa arab dan tata bahasa.
  • Dikarenakan dhorurat (keadaan terpaksa) misalnya karena lupa redaksi sabda Nabi secara harfiah.
  • Berita yang diriwayatkan bukan berita yang bersifat ibadah.
  • Kebolehan ini hanya berlaku sebelum masa pembukuan hadits secara resmi.
4. Kedudukan Sanad dan Matan
  • Sebagai Ajaran Agama.
  • Sebagai Perantara, maksudnya adalah bahwa sanad itu merupakan perantara antara satu generasi ke generasi berikutnya. Sebuah kabar akan diterima jika memiliki sanad dan ditolak jika tidak memiliki sanad.
  • Sebagai Pangkal Kebenaran, maksudnya adalah sebuah kutipan-kutipan ilmiah baru bisa dipercaya bila bersumber dari orang-orang yang layak sesuai dengan profesinya dan memiliki kredibilitas keilmuan.
  • Sebagai Standar Ilmiah/Pengetahuan, maksudnya adalah kwalitas ilmiah suatu ilmu tidak hanya dari siapa yang menyatakan  tetapi juga terkait dengan transmisi yang dilakukan oleh pembawa berita, sehingga berita itu benar-benar sesuai dengan sumbernya.
Para ahli hadis sangat hati-hati dalam menerima suatu hadis kecuali apabila mengenal dari siapa mereka menerima setelah benar-benar dapat dipercaya. Pada umumnya riwayat dari golongan sahabat tidak disyaratkan apa-apa untuk diterima periwayatannya. Akan tetapi mereka pun sangat hati-hati dalam menerima hadis .
Kedudukan sanad dan matan dalam hadis sangat penting, karena hadis yang diperoleh/ diriwayatkan akan mengikuti siapa yang meriwayatkannya. Dengan sanad suatu periwayatan hadis dapat diketahui mana yang dapat diterima atau ditolak
dan mana hadis yang sahih atau tidak, untuk diamalkan. Sanad merupakan jalan yang mulia untuk menetapkan hukum-hukum Islam. Diriwayatkan oleh muslim dari Ibnu Sirin, bahwa beliau berkata:

Artinya:
"Ilmu ini (hadis ini), idlah agama, karena itu telitilah orang-orang yang kamu mengambil agamamu dari mereka”.
Perhatian terhadap sanad di masa sahabat yaitu dengan menghapal sanad-sanad itu dan mereka mempuyai daya ingat yang luar biasa. Dengan adanya perhatian mereka maka terpelihara sunnah Rasul dari tangan-tangan ahli bid'ah dan para pendusta. Karenanya imam- imam hadis berusaha pergi ke berbagai kota untuk memperoleh sanad yang terdekat dengan Rasullullah SAW.
Ibn Hazm mengatakan bahwa nukilan orang kepercayaan dari Orang yang dipercaya hingga sampai kepada Nabi SAW. dengan bersambung-sambung perawi-perawinya adalah suatu keistimewaan dari Allah khususnya kepada orang-orang Islam. Dan memperhatikan sanad riwayat adalah suatu keistimewaan dari ketentuan-ketentuan umat Islam.

C. Kesimpulan

Pada dasarnya, sanad dan matan adalah sebuah bentuk kesungguhan dari ulama muhadisin dalam melestarikan dan menjaga kemurnian hadits dengan menggunakan sistem karakteristik pembukuan hadits yang sampai saat ini dapat bertahan.
Sanad sendiri telah muncul sebelum Islam datang, yakni, sudah ada suatu metode yang mirip dengan pemakaian sanad dalam menyusun buku, namun tidak jelas sejauh mana metode itu berkembang. Hal ini misalnya terdapat dalam kitab yahudi, Misna.. Begitu pula dalam penukilan syair-syair yang terdapat pada zaman jahiliyah.
Dan karena seiring perkembangan ilmu pengetahuan, maka sanad dan matan ini pun berkembang sesuai dengan masa-masanya sampai pada puncak kejayaan karya Islam, yaitu pada masa عصر التهذيب والترتيب والإستدراك والجمع, yakni masa pemeliharaan, penertiban, penambahan dan penghimpunan dan disebut juga sebagai masa muhaditsin mutaakhirin.Yang terus berkembang sampai muncul sebuah ilmu kritik terhadap sanad hadits ini, yang dilatar belakangi karena banyaknya kitab-kitab hadits yang telah mengalami pemalsuan


Sumber :
  • Ismail, Syuhudi. “Kaidah Keshahihan Sanad Hadits”. Jakarta.1995
  • Khon, Majid.dkk. “ Ulumul Hadits”. Jakarta. PSW.2005
  • RI Depag. Ulumul Hadits. Madrasah Aliyah Keagamaan Futuhiyyah (MAKF).
  • http://m.cybermq.com

0 komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

Traffic Blog

free counters